3 tahun yang lalu, paman saya yang memang berdomisili di Sumatra tepatnya di lampung bercerita. Suatu malam saat ia dan teman-temannya ronda malam, datanglah temennya lagi yang tidak dia sebutkan namanya, atau disebutkan lalu mungkin saya lupa tuh siapa, membawa buah sirsak di tangan. Lalu semua teman-teman paman saya itu memakan buah sirsak itu langsung, tanpa diolah. Seperti pengetahuan kebanyakan orang bahwa sirsak berasa masam dan bisa membuat lambung kita tak nyaman kalau dimakan dini hari.
Paman saya lalu bertanya “kalian apa ga bakalan sakit perut makan sirsak dini hari gini?”. Lalu teman paman saya menjawab “ini sirsaknya beda lho. Rasanya manis. Coba deh!”. Paman saya gak percaya sama sekali karena sirsak dari dalu rasanya memang asam.
Namun karena melihat teman-teman paman yang ga kelihatan keasaman saat makan sirsak itu lalu paman saya ikut mencicipi. Dan ternyata memang betul rasanya manis beda dengan sirsak kebanyakan. Saking nikmatnya buah sirsak itu, mendorong paman saya memunguti biji yang berserakan ditanah dia berencana menanam sirsak itu di tasikmalaya.
Waktupun berlalu, sampailah biji sirsak itu di tasikmalaya, dan di semailah di dalam pot, tapi sayang anak sirsak yang tumbuh subur dicabuti dengan senangnya oleh anak paman saya yang masih berumur 1 tahun. Saya ikut sedih karena saya sangat penasarang dengan rasanya yang manis.
Tapi untungnya sirsak yang terlambat mengalami perkecambahan selamat dari “serangan” itu. Anak sirsak yang selamat hanyalah 2 pohon saja. 1 pohon ditaman di samping rumah dan satu lagi ditanam di kebun milik tante.
Waktupun berlalu tak terasa tinggi pohon sirsak sudah mencapai 2 meter lebih. Seperti karakteristik tanaman dari biji. Tanaman sirsak yang saya tanam memiliki karakteristik yang ngelacir tinggi menjulan dengan percabangan yang kurang banyak. Selain faktor asal biji posisi yang diapit tanaman rambutan dan sawo menjadikan tanaman sirsak itu semakin ngelacir.
Bangganya hati saat melihat sirsak itu berbunga, tapi hampir hati putus asa melihat sirsak yang ga berbuah-buah. Bunganya yang muncul selalu berguguran. Sempat ingin di tebang karena seperti hukum persilangan “mendel”, bahwa tanaman yang berasal dari biji tidak akan memiliki karakter yang sama dengan induknya karena terjadi persilangan. Mungkinkah sirsak ini hanya sirsak bunga???. Karena penasaran saya tanya pada paman, ia berkata memang sirsak ini memiliki karakter yang seperti itu, berbunga terus dan tidak jadi buah namun saat satu sudah jadi buah akan berbuah terus menerus.
Selang berapa lama, munculah buah yang kelihatan sudah sebesar bola golf. Dengan rasa penasaran saya tunggu sampai buah berbuah besar. Tak terasa saat itu tiba, buah pun matang di pohon.
Buahnya yang gak terlalu relaif besar mungkin karena buah pertama dan kurang pemupukan.
salam kenal mas esta :)
BalasHapusehmmm..buah sirsaknya menggiurkan, apakah ini varitas sirsak ratu? benarkah rasanya manis tanpa asam, berapa tahun berbuah dari bibit biji mas? btw aktif jg di kaskus ya..
salam, bari.
salam kenal juga mas saubari.....
BalasHapussaya kurang tau persis jenisnya apa, soalnya itu oleh-oleh dari sumatra mas,,sekitar 2 tahunan lebih, baru belajar berbuah mas.
rasanya masis mas apalagi bila diperam dulu sampai warna kulitnya agak menghitam.
iya kebetulan mas
terima kasih mas,, infonya sangat bermanfaat sekali buat saya
BalasHapusJual Bibit Durian
Hallo.. salam kenal.. boleh saya minta bijiny? :)
BalasHapusOngkir akan saya tanggung
postingan sdh lama ya. gapa2 lah. lampungnya dmn mas ?
BalasHapusBenar mmng ada sirsat yg rasanya manis. Sama dg yg saya tanam dr biji yg rasanya manis sekarang tanaman tsb sdh berbuah lmyn banyak tp kenapa buahnya rasanya hambar tdk manis dan tidak asam. Adakah pembaca yg tahu solusinya agar sirsat saya buahnya berasa manis.
BalasHapus